Jumat, 18 Oktober 2013

TUGAS 2- BAHASA INDONESIA- CERPEN

Anakku Malang Anakku Tersayang

Pada suatu hari disebuah rumah yang sederhana ada seorang wanita yang sedang melahirkan dibantu oleh dukun beranak.“Mak, bolehkah saya melihat dan menggendong anak saya?”Pintanya.“Tentu saja boleh bu,” jawab si dukun.

Demi melihat bayi yang terlahir cacat dengan tidak mempunyai kedua kaki, dengan perasaan khawatir dan iba, kemudian dukun yang dipanggil Emak tersebut menyerahkan bayi  yang terbungkus dengan kain kepadanya. Namun kekhawatiran sang dukun beranak itu segera bertukar menjadi perasaan haru dan kagum demi melihat sang ibu dari bayi tersebut menangis bahagia tatkala menimang anaknya dan mencium keningnya sebagai tanda cinta pada anaknya, lalu Ia mengadzankan putrinya, karena sang suami sudah meninggal dunia.

Sebagai seorang ibu, ia menjalankan kewajibannya yaitu membesarkan dan menyekolahkan putrinya dengan penuh kasih sayang, tak pernah terpikir olehnya untuk malu akan keadaan fisik anaknya. Ia tetap bersyukur terhadap semua yang terjadi di kehidupan putri semata wayangnya yang di beri nama ‘Siti Aisyah’ yang terlahir kurang sempurna.

Seiring berjalannya waktu, Siti pun tumbuh menjadi remaja dan tak terasa ia sudah kelas 3 SMA. Siti menjalani hari-harinya dengan penuh semangat, tak pernah malu akan keadaan fisiknya walaupun ia sering di ejek oleh kawan-kawannya. Siti hanya bisa bersabar walaupun terkadang ia sering menangis. 

Pada akhirnya, suatu ketika siti sudah tidak kuat lagi dengan ejekan teman-temannya dan pulang kerumah dengan keadaan menangis tersedu-sedu lalu menghampiri ibunya dan serta merta memeluk sang ibu sambil bertanya “Ibu, apakah aku tak layak sekolah seperti teman-teman yang lainnya? Apakah aku adalah makhluk yang menjijikan seperti apa yang mereka katakan kepadaku? Jawablah bu, apa benar apa yang mereka katakan? Apa aku makhluk yang hina sehingga mereka pantas menghinaku?”

Mendengar anaknya memberikan pertanyaan yang banyak seperti itu membuat hatinya sedih. Sesungguhnya ia tak kuasa menahan air mata yang akan menetes, namun ia pun berusaha tetap tegar di hadapan anaknya.
“Tentu saja tidak nak, kamu adalah putri ibu yang sangat cantik dan sangat ibu sayangi” jawab ibu sambil mengelus rambut anaknya supaya Siti tidak bersedih lagi.

“ibu bohong, ibu hanya ingin menyenangkan hatiku saja. Tak ada seorang pun yang mengatakan aku cantik. Hanya ibu, hanya ibu yang mengatakan aku cantik, itu karena ibu adalah ibuku.” Bantah siti kepada ibunya. Dan ia pun menceritakan kejadian yang dialaminya tadi saat disekolah.
“Tadi, temanku yang bernama Rio mengatakan bahwa aku adalah makhluk yang paling aneh karena berjalan dengan tangan, bukan dengan kaki.”

Karena tidak kuat lagi menahan air matanya mendengar anaknya bicara seperti itu, ibu pun memeluk erat anaknya sambil mengatakan “Nak, biarpun banyak orang yang menghina kamu, ibu tetap mencintai dan menyayangi Siti lebih dari apapun, ibu akan selalu berada di dekatmu dan akan selalu menjaga Siti sekuat tenaga ibu. Biarlah mereka yang mengejekmu, tapi balaslah dengan mengucapkan terima kasih kepada mereka dan doakanlah supaya diampuni dosanya oleh Gusti Alloh. Tetaplah menjadi Siti yang selalu tabah, dan tawakal kepada Allah.”

Mendengar ucapan ibunya yang sangat ia sayangi, Siti pun berkata pada ibunya ”Benar apa yang ibu katakan. Seharusnya Siti selalu tabah menghadapi teman-teman yang mengejek, aku janji sama ibu aku tidak akan pernah malu lagi, aku akan bangkit dari kekuranganku bu, Siti akan terus giat belajar dan akan mewujudkan cita-cita Siti.” Lalu Siti memeluk ibunya sambil mengucapkan, “Siti akan membahagiakan ibu kelak, terima kasih ibu. Engkau adalah ibu yang sangat luar biasa, aku menyayangi ibu”.

Setelah peristiwa itu Siti pun menjadi lebih semangat dan lebih giat dalam belajar untuk membuktikan kepada teman-teman yang mengejeknya. “Aku harus menjadi orang yang sukses, walaupun kondisiku cacat aku tidak perduli aku percaya bahwa aku bisa berhasil suatu hari nanti” katanya dengan sangat optimis. Saat itu juga Siti tidak pernah lagi mendengarkan ejekan teman-temannya, dia hanya tersenyum jika ada yang mengejeknya. 

Hingga saat Ujian Nasional tiba, Siti pun selalu belajar dengan giat supaya lulus UN dan tak lupa selalu beribadah dan meminta doa restu kepada sang Ibunda. “Bu, doakan aku ya supaya aku dapat mengerjakan soalnya dan lulus mendapat nilai yang terbaik bu” pintanya. Lalu ibu menjawab “ Doa ibu akan selalu menyertaimu nak, ibu yakin kamu pasti bisa karena Allah Maha Menyayangi umatnya yang selalu taat kepada-Nya dan Allah akan membantu umatnya yang sudah berusaha semaksimal mungkin nak” peluk sang Ibu.

Dan pada akhirnya pengumuman kelulusanpun sudah didepan mata, akhrinya Siti lulus Sekolah Menengah Atas dan mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya. “Selamat nak perjuanganmu tidak sia-sia, ibu sudah yakin kamu pasti berhasil sayang” ucap ibu sambil mencium kening siti. “Terima kasih ibu, terima kasih, Siti tidak akan pernah berhasil jika tak ada ibu. Ini semua berkat perjuangan ibu yang selalu memberiku semangat serta mendoakanku.”

Nama : Dyah Ayu Lestari
Kelas : 3EB09
NPM : 22211290

Kamis, 10 Oktober 2013

Tugas Bahasa Indonesia (Puisi)



Judul : Alamku

Indonesiaku tercinta
Yang kaya akan alamnya
Indonesiaku tersayang
Penuh dengan pepohonan yang rindang

Alamkuu
Yang sejuk, indah, dan nyaman
Semuanya ada di Indonesiaku
Tapi sayang….
Semuanya telah sirna akan kejahatan

Alamku yang dahulu indah
Kini telah berubah
Alamku yang dahulu bersih
Kini telah penuh dengan sampah

Alamku Indonesiaku, maafkanlah kami
Yang tak bias merawat keindahanmu
Kami telah mengotorimu
Kami telah membuatmu tak bersinar lagi……

Nama : Dyah Ayu Lestari
Kelas 3EB09
NPM 22211290